MAKALAH FUNGSI DAN PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Manajemen pendidikan.
Manajemen berasal dari bahasa Latin, yaitu dari asal
kata manus yang berarti menjadi tangan dan agere yang
berarti melakukan. Kata itu digabung menjadi kata kerja managere yang artinya
menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi management,
kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau
pengelolaan.
Manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya
pendidikan mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.[1]
Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
pasal 1 dan 3, “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.[2]
Menurut Dr. Made Pidarta, M.Pi, manajemen pendidikan
diartikan sebagai aktifitas yang memadukan sumber-sumber pendidikan agar
terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan.[3]
Kita penting mempelajari manajemen pendidikan, karena
agar:
a.
Terwujud suasana
belajar dan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
b.
Tercipta peserta
didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
c.
Terpenuhi salah stu
dari empat kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan (tertunjangnya
kompetensi profesional sebagai pendidik dan tenaga kependidikan sebagai
manajer).
d.
Tercapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien.
e.
Terbekali tenaga
kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi pendidikan
(tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen pendidikan).
f.
Teratasi masalah
mutu pendidikan.[4]
B.
Fungsi Manajemen Pendidikan.
A.
Perencanaan
Sebelum para pendidik dapat
mengorganisasi, memimpin, atau mengendalikan, terlebih dahulu mereka harus
membuat rencana yang memberikan arah pada setiap kegiatan organisasi. Pada
tahap perencanaan para manajer menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan akan
mengerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya.
“Perencanaan sebagai suatu proses
adalah suatu cara yang sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan, dalam
perencanaan terkandung suatu aktivitas tertentu yang saling berkaitan untuk
mencapai hasil tertentu yang diinginkan”[5]
Menurut T. Hani Handoko (1999)
kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap sebagai berikut :
1.
Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
2.
Merumuskan keadaan saat ini
3.
Mengidentifikasikan segala kemudahan dan
hambatan
4.
Mengembangkan rencana atau serangkaian
kegiatan untuk pencapaian tujuan.[6]
a. Alasan
Perlunya Perencanaan
Salah satu maksud dibuat
perencanaan adalah melihat program-program yang dipergunakan untuk meningkatkan
kemungkinan pencapaian tujuan-tujuan di waktu yang akan datang, sehingga dapat
meningkatkan pengambilan Keputusan yang lebih baik. Oleh karena itu,
perencanaan organisasi harus aktif, dinamis, berkesinambungan dan kreatif,
sehingga manajemen tidak hanya bereaksi terhadap lingkungannya, tapi lebih
menjadi peserta aktif dalam dunia usaha. Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan
:
1.
Untuk mencapai “protective benefits”
yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam
pembuatan Keputusan.
2.
Untuk mencapai “positive benefits”
dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.
b. Beberapa manfaat
perencanaan adalah :
1.
Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan lingkungan
2.
Memungkinkan manajer memahami keseluruhan
gambaran operasi lebih jelas
3.
Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
4.
Memberikan cara pemberian perintah untuk
beroperasi
5.
Memudahkan dalam melakukan koordinasi di
antara berbagai bagian organisasi
6.
Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan
lebih mudah dipahami
7.
Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
8.
Menghemat waktu, usaha, dan dana.
c. Beberapa
kelemahan perencanaan adalah :
1.
Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan
mungkin berlebihan pada kontribusi nyata
2.
Perencanaan cenderung menunda kegiatan
3.
Perencanaan mungkin terlalu membatasi
manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi
4.
Kadang-kadang hasil yang paling baik
didapatkan oleh penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi
5.
Ada beberapa rencana yang diikuti cara-cara
yang tidak konsisten
d. Macam-Macam
Perencanaan
Macam-macam perencanaan dalam
pengantar manajemen dibagi menjadi 2 yaitu :
1.
Perencanaan organisasi
Perencanaan ini terdiri dari:
a.
Perencanaan strategis
Rencana strategis yaitu rencana
yang dikembangkan untuk mencapai tujuan strategis. Tepatnya, rencana strategis
adalah rencana umum yang mendasari Keputusan alokasi sumber daya, prioritas,
dan langkah-langkah tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis.
b.
Perencanaan taktis
Adalah rencana ditujukan untuk
mencapai tujuan taktis, dikembangkan untuk mengimplementasikan bagian tertentu
dari rencana strategis. Rencana strategis pada umumnya melibatkan manajemen
tingkat atas dan menegah dan jika dibandingkan dengan rencana strategis,
memiliki jangka waktu yang lebih singkat dan suatu fokus yang lebih spesifik
dan nyata
c.
Perencanaan operasional
Adalah rencana yang menitikberatkan
pada perencanaan rencana taktis untuk mencapai tujuan operasional. Dikembangkan
oleh manajer tingkat menegah dan tingkat bawah, rencana operasional memiliki
fokus jangka pendek dn lingkup yang relatif lebih sempit. Masing-masing rencana
operasional berkenaan dengan suatu rangkaian kecil aktivitas. Kami menjelaskan
perencanaan dengan lebih mendekati pada bagian selanjutnya.
2.
Perencanaan kontinjensi
Jenis perencanaan lain yang juga
penting adalah perencanaan kontinjensi (contingency planning) yaitu penentuan
serangkaian tindakan alternatif jika suatu rencana tindakan secara tidak
terduga terganggu atau dianggap tidak sesuai lagi.
B.
Pengorganisasian (Organizing)
FULL MAKALAH
MAKALAH MENARIK LAINNYA
[1] Husain Usman, Manajemen Teori,
Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2006), hlm. 7.
[2] Didin Kurniadin dan Imam Machali, Manajemen
Pendidikan Konsep dan Prinsip Pengelolaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar- Ruzz
Media, 2012), hlm. 115.
[3] Made Pidarta, Manajemen Pendidikan
Indonesia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hlm. 4
[4] Ibid., hlm. 125.
[5] H.B. Siswanto, Pengantar Manajemen, (Jakarta,
Bumi Aksara, 2005), hlm. 45.
[6] T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta,
BPFE, 1999).
Comments
Post a Comment