Makalah Manajemen Waktu, Konflik, Perubahan/ Pembaruan dan Budaya Sekolah
Manajemen Waktu, Konflik, Perubahan/ Pembaruan dan Budaya Sekolah
BAB
11
PEMBAHASAN
A. Menejemen
Waktu
Ø Pengertian
Manajemen Waktu
Definisi Waktu.
Waktu adalah besaran yang menunjukkan lamanya suatu
peristiwa berlangsung. Sering dalam kehidupan sehari – hari, dalam bahasa Yunani Kuno waktu dibedakan dengan chronos (
kejadian peristiwa yang akan ada tiap saat ) dan kairos (
kesempatan tidak akan terulang ).[1]
Pengertian
Manajemen Waktu
Manajemen waktu merupakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan produktivitas waktu. Waktu menjadi
salah satu sumber daya untuk kerja.
Sumber daya yang mesti dikelola secara efektif dan efisien. Efektifitas
terlihat dari tercapainya tujuan menggunakan waktu yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dan efisien tidak lain mengandung dua makna,yaitu: makna
pengurangan waktu yang ditentukan, dan makna investasi waktu menggunakan waktu
yang ada. Manajemen waktu bertujuan kepada produktifitas yang berarti rasio
output dengan input. Tampak dan dirasakan seperti membuang-buang waktu dengan
mengikuti fungsi manajemen dalam mengelola waktu. Merencanakan terlebih dahulu
penggunaan waktu bukanlah suatu pemborosan melainkan memberikan pedoman dan
arah bahkan pengawasan terhadap waktu.
B. Manajemen Konflik
Ø
Pengertian Manajemen Konflik
Kata
konflik berasal dari bahasa Latin “ confligo”, yang terdiri atas dua
kata, yakni “con” yang berarti bersama-sama dan “fligo” yang
berarti pemogokan, penghancuran, atau peremukan. Kata ini diserap oleh bahasa
inggris, menjadi “conflict” yang berarti (pertarungan, perebutan
kekuasaan, persengketaan, perselisihan, perlawanan yang aktif, permusuhan).[2]
Secara
umum konflik dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana
sebuah usaha dibuat dengan sengaja oleh seseorang atau suatu unit untuk
menghalangi pihak lain yang menghasilkan kegagalan pencapaian tujuan pihak lain
atau meneruskan kepentingannya.
Adapun
pendapat para ahli mengenai konflik yaitu:
a. Konflik
seperti yang dikutip dari Wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedia bebas ada
beberapa pengertian konflik menurut ahli:
1) Menurut
Engkoswara (2010: 166) adalah segala macam interaksi pertentangan atau
antagonistik antara dua atau lebih.
2) Konflik
menurut Wirawan (2010: 1) adalah salah satu esensi dari kehidupan dan
perkembangan manusia yang memiliki karakter yang beragam.
3) Konflik
menurut Devito, 1995:381) interaksi yang disebut komunikasi antara individu
yang satu dengan yang lain, tak dapat disangkal akan menimbulkan konflik dalam
level yang berbeda-beda.
Dari berbagai pendapat yang ada dapat
disimpulkan bahwa konflik adalah sebagai wujud bermacam-macam karakter manusia
dalam suatu organisasi dengan berbagai kemauan dan kepentingan untuk mencapai
tujuan yang mengakibatkan percekcokan
dan pertentangan dalam suatu organisasi.[3]
C. Menajemen Perubahan/ Pembaruan
Ø
Pengertian Perubahan dan Manajemen Perubahan
1. Pengertian Perubahan
Jeff Davidson menjelaskan bahwa perubahan merujuk pada
sebuah terjadinya sesuatu yang berbeda dengan sebelumnya. Perubahan bisa juga
bermakna melakukan hal-hal dengan cara baru, mengikuti jalur baru, mengadopsi
teknologi baru, memasang sistem baru, mengikuti prosedur-prosedur manajemen
baru, penggabungan, melakukan reorganisasi. Rumusan perubahan yang diungkapkan
oleh Davidson tersebut, bahwa perubahan organisasi termasuk lembaga pendidikan
tinggi bisa terjadi diberbagai aspek kehidupan organisasi.[4]
Michel Beer menyatakan berubah itu adalah memilih
tindakan yang berbeda dari sebelumnya, perbedaan itulah yang menghasilkan suatu
perubahan. Jika pilihan hasilnya sama dengan yang sebelumnya berarti akan
memperkuat status yang ada.[5] Selanjutnya
Winardi menyatakan, bahwa perubahan organisasi adalah tindakan beralihnya
sesuatu organisasi dari kondisi yang berlaku kini menuju ke kondisi masa yang
akan datang menurut yang di inginkan guna meningkatkan efektivitasnya.[6]Sejalan dengan
itu Anne Maria berpendapat, bahwa perubahan organisasi adalah suatu tindakan
menyusun kembali komponen-komponen organisasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektifitas organisasi. Mengingat begitu pentingnya perubahan dalam lingkungan
yang bergerak cepat sudah saatnya organisasi tidak menunda perubahan, penundaan
berarti akan menghadapkan organisasi pada proses kemunduran.
Potts dan LaMarsh melihat bahwa perubahan merupakan
pergeseran dari keadaan sekarang suatu organisasi menuju keadaan yang
diinginkan di masa depan. Perubahan dari keadaan sekarang tersebut dilihat dari
sudut struktur, proses, orang dan budaya. Perubahan lembaga menurut Potts dan
LaMarsh dibatasi pada aspek struktur organisasi, proses, orang dan budaya
organisasi.[7]
Jadi, kesimpulannya perubahan adalah
sesuatu yang berbeda dengan sebelumnya, dan juga merupakan pergeseran dari
keadaan sekarang menuju masa depan. Karena
perbedaan itu menghasilkan perubahan.
2. Pengertian Manajemen
Perubahan
Manajemen Perubahan adalah upaya yang dilakukan untuk
mengelola akibat-akibat yang ditimbulkan karena terjadinya perubahan dalam
organisasi. Perubahan dapat terjadi karena sebab-sebab yang berasal dari
dalam maupun dari luar organisasi tersebut. Manajemen perubahan merupakan suatu
proses secara sistematis dalam menerapkan pengetahuan, sarana dan sumber daya
yang diperlukan untuk mempengaruhi perubahan pada orang yang akan terkena
dampak dari perubahan tesebut.[8]
D. Menajemen Kultur Sekolah
Ø
Pengertian Budaya Sekolah
Secara etimologis, budaya berasal dari
bahasa Inggris yaitu dari kata culture. Marvin Harris (1987) mendefinisikan
culture atau budaya sebagai serangkaian aturan yang dibuat oleh masyarakat
sehingga menjadi milik bersama, dapat diterima oleh masyarakat, dan bertingkah
laku sesuai dengan aturan. Jadi, kesimpulan dari definisi di atas menyatakan
bahwa kebiasaan-kebiasaan dan nilai-nilai yang telah diterapkan di suatu
sekolah merupakan budaya sekolah. Secara eksplisit, Deal dan Peterson (1999)
mendefinisikan budaya sekolah sebagai sekumpulan nilai yang melandasi perilaku,
tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh kepala
sekolah, guru, petugas administrasi, siswa, dan masyarakat sekitar
sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan
citra sekolah tersebut di masyarakat luas.[9]
Budaya sekolah adalah keyakinan dan
nilai-nilai milik bersama yang menjadi pengikat kuat kebersamaan mereka sebagai
warga suatu masyarakat. Jika definisi ini diterapkan di di sekolah,
sekolah dapat saja memiliki sejumlah kultur dengan satu kultur dominan dan
kultur lain sebagai subordinasi.( Kennedy, 1991 )
Pandangan lain tentang budaya sekolah
dikemukakan oleh Zamroni ( 2011 ) bahwa budaya sekolah adalah merupakan suatu
pola asumsi-asumsi dasar, nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan
kebiasaan-kebiasaan yang dipegang bersama oleh seluruh warga sekolah, yang
diyakini dan telah terbukti dapat dipergunakan untuk menghadapi berbagai
problem dalam beradaptasi dengan lingkungan yang baru dan melakukan integrasi
internal, sehingga pola nilai dan asumsi tersebut dapat diajarkan kepada
anggota dan generasi baru agar mereka memiliki pandangan yang tepat bagaimana
seharusnya mereka memahami, berpikir, merasakan dan bertindak menghadapi
berbagai situasi dan lingkungan yang ada ( Zamroni, 2011: 297).
[1] http://amiee43.blogspot.co.id/2013/05/manajemen-waktu.html.diakses tgl
12/03/2016.pkl
10:21 wib.
[2] Saefullah, Manajemen
Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), hlm.294.
[3] Jerry, Kepemimpinan
Pendidikan Yang Bermutu, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm.138.
[5] Jeff Davidson, Change Management, The Complete Ideal’s
Duides, (Jakarta: Prenada, 2005), hlm. 3.
[6] Michael Beer, Breaking the Code of Change, (USA:
President and Fellow of Harvard College, 2002), hlm. 452.
[8] Rebecca Potts and LaMarsh, Managing for Success,
(London: Duncan Baird Publishers, 2004), hlm. 36.
FULL MAKALAH
MAKALAH MENARIK LAINNYA
Comments
Post a Comment