MAKALAH MENEJEMEN HUMAS (HUBUNGAN MASYARAKAT) DAN MENEJEMEN KEUANGAN
PEMBAHASAN
A.
Manajemen Hubungan
Masyarakat (Humas)
1.
Pengertian
Humas
Istilah Hubungan Masyarakat (Humas) dikemukakan pertama kali oleh
Presiden Amerika Serikat ialah Thomas Jefferson pada tahun 1807. Akan tetapi,
hingga saat ini pengertian Humas belum ada keseragaman pendapat dari para ahli.
Agar lebih jelas pengertian tentang Humas ini, dikemukakan beberapa pendapat
sebagai berikut:
1)
Menurut
Glennand Denny Griswold (1966) Humas merupakan fungsi manajemen yang diadakan
untuk menilai dan menyimpulkan sikap-sikap publik, menjalankan suatu program
untuk mendapatkan pengertian dan dukungan masyarakat.
2)
Menurut
Ibnoe Syamsi (1967) Humas adalah kegiatan organisasi untuk menciptakan
hubungan yang harmonis dengan masyarakat agar mendukungnya dengan sadar dan
sukarela.
3)
Humas
menjalankan usahanya untuk mencapai hubungan yang harmonis antara sesuatu badan
organisasi dengan masyarakat sekelilingnya.
Berdasarkan uraian-uraian di atas maka humas dilingkungan
organisasi kerja atau instansi
pemerintah termasuk juga dibidang pendidikan harus diartikan sebagai “rangkaian
kegiatan organisasi/instansi untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan
masyarakat atau pihak-pihak tertentu di luar organisasi tersebut, agar
mendapatkan dukungan terhadap efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kerja
secara sadar dan sukarela.
v Hubungan yang harmonis sebagai hasil kerja Humas tampak sebagai
berikut:
1.
Adanya
saling pengertian antara organisasi/ instansi dengan pihak luar.
2.
Adanya
kegiatan yang membantu karena mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan
masing-masing.
3.
Adanya
kerja sama yang erat dengan masing-masing pihak dan merasa ikut bertanggung
jawab atas suksesnya usaha pihak yang lain.
v Tugas-tugas pokok atau beban kerja Humas suatu organisasi/lembaga
adalah:
1.
Memberikan
informasi dan menyampaikan ide (gagasan) kepada masyarakat atau pihak-pihak
lain yang membutuhkannya.
2.
Membantu
pemimpin yang karena tugas-tugasnya tidak dapat langsung memberikan informasi
kepada masyarakat atau pihak-pihak yang memerlukannya.
3.
Membantu
pemimpin mempersiapkan bahan-bahan tentang permasalahan dan informasi yang akan
disampaikan atau yang menarik perhatian masyarakat pada saat tertentu.
Menurut Ibnoe Syamsi (1969) untuk melaksanakan tugas-tugas
tersebut, Humas yang efisien harus memperhatikan asas-asas sebagai berikut:
1.
Obyektif
dan resmi.
2.
Organisasi
yang tertib dan berdisiplin.
3.
Informasi
harus bersifat mendorong timbulnya keinginan untuk ikut berpartisipasi atau
ikut memberikan dukungan secara wajar dari masyarakat.
4.
Kontinuitas
informasi.
5.
Respon
yang timbul dikalangan masyarakat umapan balik dan informasi yang disampaikan
harus mendapat perhatian sepenuhnya.
2.
Humas
di Lingkungan Sekolah
Menurut kerikulum tahun 1975 (buku III D) kegiatan mengatur
hubungan sekolah dengan masyarakat meliputi beberapa hal sebagai berikut:
1.
Mengatur
hubungan sekolah dengan orang tua murid.
2.
Memelihara
hubungan baik dengan BP 3.
3.
Memelihara
dan menegmbangkan hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga pemerintah, swasta,
dan organisasi sosial.
4.
Memeberi
pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah, melalui bermacam-macam
teknik komunikasi.
Menurut Drs. Ngalim Purwanto dkk. (1975) hubungan sekolah dengan
masyarakat mencakup hubungan sekolah dengan sekolah, sekolah dengan pemerintah
setempat, sekolah dengan instansi dan jawatan lain, dan sekolah dengan
masyarakat pada umumnya.
Tinjauan yang lain (Drs. Ismed Syarief dkk 1976) menekankan bahwa
sekolah itu mesti berada di tengah-tengah masyarakat. Hubungan ke luar ini
dapat ditinjau dari dua segi yakni:
1.
Hubungan
dinas (dengan instansi atasan).
2.
Hubungan
dan kerja sama dengan pihak lain diluar ketentuan atasan.
Selanjutnya hubungan dan kerja sama dengan pihak lain meliputi:
1.
Hubungan
dengan BP 3.
2.
Kerja
sama dengan sekoah-sekolah lain.
3.
Hubungan
dengan organisasi guru, yakni organisasi profesional yang ada ialah Persatuan
Guru Republik Indonesia.
Dalam buku “Manajemen
Pendidikan di Sekolah” yang dikeluarkan oleh Direktorat Pendidikan Guru
dan Tenaga Teknik Depdikdut RI (1982) kegiatan Humas di sekolah disebutkan
sebagai komunikasi intern dan komunikasi ekstern. Dalam komunikasi intern
terjadi hubungan antara unsur-unsur: kepala sekolah, guru-guru, pegawai dan
siswa.
Sedangkan komunikasi ekstern mengutamakan hubungan sekolah dengan
orang tua murid yang tergabung dalam organisasi BP3 dan komunikasi dengan
masyarakat.
3.
Penggolongan
Jenis-Jenis Kegiatan Humas di Sekolah
Menurut
Don Begin (1984) Humas dibedakan menjadi
dua yaitu:
1) External public relations (humas ke luar)
Kegiatan
ini selalu berhubungan kepada publik atau masyarakat di luar warga sekolah. Ada dua cara yang
bisa dilakukan yakni:
a.
Secara
langsung (tatap muka), misalnya rapat
bersama dengan pengurus BP3 setempat, berkonsultasi dengan tokoh-tokoh
masyarakan, melayani kunjungan tamu dan sebagainya.
b.
Tidak
langsung, melalui perantara media seperti: informasi lewat tv, penyebaran
informasi lewat radio, penyebaran informasi melalui media cetak, pameran
sekolah dan berusaha sendiri penerbitan majalah atau buletin sekolah.
2)
Internal public
relations (humas ke
dalam)
Kegiatan
ini merupakan publisitas ke dalam sasarannya adalah warga sekolah yang
bersangkutan, yakni para guru, tenaga tata usaha dan seluruh siswa.
v Kegiatan internal dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a.
Kegiatan
langsung (tatap muka) , dapat berupa: rapat dewan guru, upacara sekolah, dan
karyawisata / rekreasi.
b.
Tidak
langsung (melalui media tertentu), dapat berupa: penyampaian informasi melalui
surat edaran, penggunaan papan pengumuman disekolah, penyelenggaraan majalah
dinding, dan menerbitkan buletin sekolah untuk dibagikan warganya.
Berdasarkan
uraian tersebut, maka kegiatan humas di sekolah baik yang bersifat eksternal
maupun internal, kedua-duanya meminta perhatian istimewa dari kepala sekolah.
Kegiatan
humas demikian bisa berjalan baik apabila di dukung oleh beberapa faktor yakni:
1.
Adanya
program dan perencanaan yang sistematis.
2.
Tersedia
basis dokumentasi yang lengkap.
3.
Tersedia
tenaga yang terampil, alat saran dan dana yang memadai.
4.
Kondisi
organisasi sekolah yang memungkinkan untuk meningkatkan kegiatan humas.[1]
4.
Pentingnya
hubungan sekolah dan masyarakat
Beberapa pandangan filosofis tentang hakikat sekolah dan hakikat
masyarakat, dan hubungan antara keduanya:
FULL MAKALAH
MAKALAH MENARIK LAINNYA
[1]Drs. B.
Suryosubroto, MANAJEMEN PENDIDIKAN DI SEKOLAH, ( Jakarta :PT RINEKA CIPTA, 2004), hal
154-169.
Comments
Post a Comment